Jenis-jenis Sampah Yang Berdampak Terhadap Manusia dan Lingkungan serta Sosial Ekonomi

Rusaknya Lingkungan Akibat Sampah

Salah  satu  faktor  yang  menyebabkan  rusaknya  lingkungan  hidup  yang  sampai  saat ini  masih  tetap  menjadi  “PR”  besar  bagi  bangsa  Indonesia  adalah  faktor  pembuangan limbah  sampah  plastik.  Kantong  plastik  telah  menjadi  sampah  yang  berbahaya  dan  sulit  dikelola.  Manusia  memang  dianugerahi  Panca  Indera  yang  membantunya  mendeteksi berbagai  hal  yang  mengancam  hidupnya.  Namun  di  dalam  dunia  modern  ini  muncul  berbagai  bentuk  ancaman  yang  tidak terdeteksi  oleh  panca  Indera  kita,  yaitu  berbagai  jenis  racun  yang  dibuat  oleh  manusia  sendiri.

Lebih  dari  75.000  bahan  kimia  sintetis  telah  dihasilkan  manusia  dalam  beberapa  puluh tahun  terakhir.  Banyak  darinya  yang  tidak  berwarna,  berasa  dan  berbau,  namun  potensial menimbulkan  bahaya  kesehatan.  Sebagian  besar  dampak  yang  diakibatkannya  memang berdampak  jangka  panjang,  seperti  kanker,  kerusakan  saraf,  gangguan  reproduksi  dan  lain - lain.

Sifat  racun  sintetis  yang  tidak  berbau  dan  berwarna,  dan  dampak  kesehatannya  yang berjangka  panjang,  membuatnya  lepas  dari  perhatian  kita.  Kita  lebih  risau  dengan  gangguan   yang  langsung  bisa  dirasakan  oleh  panca  indera  kita.

Hal  ini  terlebih  dalam  kasus  sampah,  di  mana  gangguan  bau  yang  menusuk  dan  pemandangan  (keindahan/kebersihan)  sangat  menarik  perhatian  panca  indera  kita.  Begitu dominannya  gangguan  bau  dan  pemandangan  dari  sampah  inilah  yang  telah  mengalihkan  kita dari bahaya racun dari sampah, yang lebih mengancam kelangsungan hidup kita dan anak cucu kita.

RUMUSAN  MASALAH

Berdasarkan  latar  belakang  diatas,  maka  rumusan  masalah  pada  penelitian  ini  adalah :

  1. Apakah  yang  di  maksud  dengan  sampah?
  2. Apa  saja  bagian  –  bagian  sampah?
  3. Bagaimana  dampak  sampah  bagi  kehidupan?
  4. Bagaimana  bahaya  sampah  plastic  bagi  kesehatan  dan  lingkungan?
  5. Bagaimana  cara  mengurangi  sampah?
  6. Apa  yang  di  maksud  dengan  prinsip  produksi  bersih?

Untuk  mengetahui  bahaya  racun  yang  ditimbulkan  oleh  sampah.

Saat  ini  sampah  telah  banyak  berubah.  Setengah  abad  yang lalu  masyarakat  belum banyak mengenal  plastik.  Mereka  lebih  banyak  menggunakan  berbagai  jenis  bahan organis.

Di masa  1980-an  orang  masih  menggunakan  tas  belanja  dan  membungkus  daging dengan  daun  jati.  Sedangkan  sekarang  kita  berhadapan  dengan  sampah - sampah  jenis  baru,  khususnya  berbagai  jenis  plastik.  Sifat  plastik  dan  bahan  organis  sangat  berbeda. Bahan  organis  mengandung  bahan - bahan  alami  yang  bisa  diuraikan  oleh  alam  dengan  berbagai  cara,  bahkan  hasil  penguraiannya  berguna  untuk  berbagai  aspek  kehidupan.

Sampah  plastic  dibuat  dari  bahan  sintetis,  umumnya  menggunakan  minyak  bumi  sebagai  bahan  dasar,  ditambah  bahan - bahan  tambahan  yang  umumnya  merupakan  logam  berat (kadnium,  timbal,  nikel)  atau  bahan  beracun  lainnya  seperti  Chlor.  Racun dari  plastik  ini  terlepas  pada  saat  terurai  atau  terbakar.

Penguraian  plastic  akan  melepaskan  berbagai  jenis  logam  berat  dan  bahan  kimia  lain  yang  dikandungnya.  Bahan  kimia  ini  terlarut  dalam  air  atau  terikat  di  tanah,  dan kemudian  masuk  ke tubuh  kita  melalui  makanan  dan  minuman.

Sedangkan  pembakaran  plastic  menghasilkan  salah  satu  bahan  paling  berbahaya  di  dunia, yaitu  Dioksin.  Dioksin  adalah  salah  satu  dari  sedikit  bahan  kimia  yang  telah  diteliti  secara  intensif  dan  telah  dipastikan  menimbulkan  Kanker.  Bahaya  dioksin  sering disejajarkan  dengan  DDT,  yang  sekarang  telah  dilarang  di  seluruh  dunia.  Selain  dioksin,  abu  hasil  pembakaran  juga  berisi  berbagai  logam  berat  yang  terkandung  di  dalam  plastik.

Pengertian  Sampah

Sampah  adalah  bahan  yang  tidak  mempunyai  nilai  atau  tidak  berharga  untuk maksud  biasa atau  utama  dalam  pembikinan  atau  pemakaian  barang  rusak  atau  bercacat  dalam  pembikinan manufaktur  atau  materi  berkelebihan  atau  ditolak  atau  buangan”. Sampah  adalah  suatu  bahan  yang terbuang  atau  dibuang  dari  sumber  hasil  aktivitas  manusia  maupun  proses  alam  yang  belum memiliki  nilai  ekonomis.”  (Istilah  Lingkungan untuk  Manajemen,  Ecolink,  1996).  Berangkat  dari pandangan  tersebut  sehingga  sampah  dapat  dirumuskan  sebagai  bahan  sisa  dari  kehidupan sehari – hari  masyarakat.  Sampah yang  harus  dikelola  tersebut  meliputi  sampah  yang  dihasilkan dari:

  1. Rumah  tangga
  2. Kegiatan  komersial:  pusat  perdagangan,  pasar,  pertokoan,  hotel,  restoran,  tempat  hiburan.
  3. Fasilitas  sosial:  rumah  ibadah,  asrama,  rumah  tahanan/penjara,  rumah  sakit,  klinik,  Puskesmas
  4. Fasilitas  umum:  terminal,  pelabuhan,  bandara,  halte  kendaraan  umum,  taman,  jalan,
  5. Industri
  6. Hasil  pembersihan  saluran  terbuka  umum,  seperti  sungai,  danau,  pantai.

Sampah  padat  pada  umumnya  dapat  di  bagi  menjadi  dua  bagian

#  Sampah  Organik

Sampah  organik  (biasa  disebut  sampah  basah)  dan  sampah  anorganik  (sampah  kering). Sampah  Organik  terdiri  dari  bahan - bahan  penyusun  tumbuhan  dan  hewan  yang  diambil  dari alam  atau  dihasilkan  dari  kegiatan  pertanian,  perikanan  atau  yang  lain.

Sampah  ini dengan  mudah  diuraikan  dalam  proses  alami.  Sampah  rumah  tangga sebagian  besar  merupakan  bahan  organik,  misalnya  sampah  dari  dapur,  sisa  tepung,  sayuran  dll.

#  Sampah  Anorganik

Sampah  Anorganik  berasal  dari  sumber  daya  alam  tak  terbarui  seperti  mineral  dan  minyak  bumi,  atau  dari  proses  industri.  Beberapa  dari  bahan  ini  tidak  terdapat  di  alam  seperti  plastik  dan  aluminium.  Sebagian  zat  anorganik  secara  keseluruhan  tidak  dapat diuraikan  oleh  alam,  sedang  sebagian  lainnya  hanya  dapat  diuraikan  dalam  waktu  yang  sangat  lama.  Sampah  jenis  ini  pada  tingkat  rumah  tangga,  misalnya  berupa  tas  plastic  dan  botol  kaleng

Kertas,  koran,  dan  karton  merupakan  pengecualian.  Berdasarkan  asalnya,  kertas,  koran,  dan  karton  termasuk  sampah  organik.  Tetapi  karena  kertas,  koran,  dan  karton  dapat  didaur ulang  seperti  sampah  anorganik  lain  (misalnya  gelas,  kaleng,  dan  plastik),  maka dimasukkan  ke  dalam  kelompok  sampah  anorganik.  

Dampak  Sampah  bagi  Manusia  dan  lingkungan

Sudah  kita  sadari  bahwa  pencemaran  lingkungan  akibat  perindustrian  maupun  rumah  tangga  sangat  merugikan  manusia,  baik  secara  langsung  maupun  tidak  langsung.  Melalui kegiatan  perindustrian  dan  teknologi  diharapkan  kualitas  kehidupan  dapat  lebih  ditingkatkan.  Namun  seringkali  peningkatan  teknologi  juga  menyebabkan  dampak  negatif yang  tidak  sedikit.


Dampak  bagi  kesehatan

Lokasi  dan  pengelolaan  sampah  yang  kurang  memadai  (pembuangan  sampah  yang  tidak terkontrol)  merupakan  tempat  yang  cocok  bagi  beberapa  organisme  dan  menarik  bagi  berbagai  binatang  seperti  lalat  dan  anjing  yang  dapat  menimbulkan  penyakit.

Potensi  bahaya  kesehatan  yang  dapat  ditimbulkan  adalah  sebagai  berikut:

  • Penyakit  diare,  kolera,  tifus  menyebar  dengan  cepat  karena  virus  yang  berasal  dari  sampah dengan  pengelolaan  tidak  tepat  dapat  bercampur  air  minum.  Penyaki t demam berdarah  (haemorhagic  fever)  dapat  juga  meningkat  dengan  cepat  di  daerah  yang  pengelolaan  sampahnya  kurang  memadai.
  • Penyakit  jamur  dapat  juga  menyebar  (misalnya  jamur  kulit).
  • Penyakit  yang  dapat  menyebar  melalui  rantai  makanan.  Salah  satu  contohnya  adalah suatu  penyakit  yang  dijangkitkan  oleh  cacing  pita  (taenia).  
  • Cacing  ini  sebelumnya  masuk ke  dalam  pencernakan  binatang  ternak  melalui  makanannya  yang  berupa  sisa  makanan/sampah.
  • Sampah  beracun:  Telah  dilaporkan  bahwa  di  Jepang  kira - kira  40.000  orang  meninggal akibat  mengkonsumsi  ikan  yang  telah  terkontaminasi  oleh  raksa  (Hg).  Raksa  ini  berasal  dari  sampah  yang  dibuang  ke  laut  oleh  pabrik  yang  memproduksi  baterai  dan  akumulator.

Dampak  Terhadap  Lingkungan

Cairan  rembesan  sampah  yang  masuk  ke  dalam  drainase  atau  sungai  akan  mencemari  air. Berbagai  organisme  termasuk  ikan  dapat  mati  sehingga  beberapa  spesies  akan  lenyap,  hal  ini  mengakibatkan  berubahnya  ekosistem  perairan  biologis.  Penguraian  sampah  yang dibuang  ke  dalam  air  akan  menghasilkan  asam  organic  dan  gas - cair  organik,  seperti  metana.  Selain  berbau  kurang  sedap,  gas  ini  dalam  konsentrasi  tinggi  dapat  meledak.

Dampak  terhadap  keadaan sosial  dan  ekonomi

  • Pengelolaan  sampah  yang  kurang  baik  akan  membentuk  lingkungan  yang  kurang menyenangkan  bagi  masyarakat:  bau  yang  tidak  sedap  dan  pemandangan  yang  buruk karena  sampah  bertebaran  dimana - mana.
  • Memberikan  dampak  negatif  terhadap  kepariwisataan.
  • Pengelolaan  sampah  yang  tidak  memadai  menyebabkan  rendahnya  tingkat  kesehatan masyarakat.  Hal  penting  di  sini  adalah  meningkatnya  pembiayaan  secara  langsung  (untuk mengobati  orang  sakit)  dan  pembiayaan  secara  tidak  langsung  (tidak  masuk  kerja, rendahnya  produktivitas).
  • Pembuangan  sampah  padat  ke  badan  air  dapat  menyebabkan  banjir  dan  akan  memberikan  dampak  bagi  fasilitas  pelayanan  umum  seperti  jalan,  jembatan,  drainase,  dan  lain - lain.
  • Infrastruktur  lain  dapat  juga  dipengaruhi  oleh  pengelolaan  sampah  yang  tidak  memadai, seperti  tingginya  biaya  yang  diperlukan  untuk  pengolahan  air.  Jika  sarana  penampungan  sampah  kurang  atau  tidak  efisien,  orang  akan  cenderung  membuang  sampahnya  di  jalan. Hal  ini  mengakibatkan  jalan  perlu  lebih  sering  dibersihkan  dan  diperbaiki.


Bahaya  Sampah  Plastik  bagi  Kesehatan  dan  Lingkungan

Salah  satu  faktor  yang  menyebabkan  rusaknya  lingkungan  hidup  yang  sampai saat  ini  masih  tetap  menjadi  “PR”  besar  bagi  bangsa  Indonesia  adalah  faktor  pembuangan limbah  sampah  plastik.  Kantong  plastic  telah  menjadi  sampah  yang  berbahaya  dan  sulit dikelola.

Diperlukan  waktu  puluhan  bahkan  ratusan  tahun  untuk  membuat  sampah  bekas  kantong plastic  itu  benar - benar  terurai.  Namun  yang  menjadi  persoalan  adalah  dampak  negatif sampah  plastic  ternyata  sebesar  fungsinya  juga.  Dibutuhkan  waktu  1000  tahun  agar  plastik  dapat  terurai  oleh  tanah  secara  terdekomposisi  atau  terurai  dengan  sempurna.  Ini adalah  sebuah  waktu  yang  sangat  lama.  Saat  terurai,  partikel - partikel  plastik  akan  mencemari  tanah  dan  air  tanah.

Jika  dibakar,  sampah  plastic  akan  menghasilkan  asap  beracun  yang  berbahaya  bagi kesehatan  yaitu  jika  proses  pembakaranya  tidak  sempurna,  plastik  akan  mengurai  di  udara sebagai  dioksin.  Senyawa  ini  sangat  berbahaya  bila  terhirup  manusia.  Dampaknya  antara lain  memicu  penyakit  kanker,  hepatitis,  pembengkakan  hati,  gangguan  system  saraf  dan  memicu  depresi.  Kantong  plastic  juga  penyebab  banjir,  karena  menyumbat  saluran - saluran  air,  tanggul. Sehingga  mengakibatkan  banjir  bahkan  yang  terparah  merusak  turbin waduk.

Diperkirakan  500  juta  hingga  satu  miliar  kantong  plastik  digunakan  di  dunia  tiap tahunnya.  Jika  sampah – sampah  ini  dibentangkan  maka,  dapat  membukus  permukaan  bumi  setidaknya hingga  10  kali  lipat!  Coba  anda  bayangkan  begitu  fantastisnya  sampah plastik  yang  sudah terlampau  menggunung  di  bumi  kita  ini.  Dan  tahukah  anda ?  Setiap  tahun,  sekitar  500  milyar  –  1  triliyun  kantong  plastic  digunakan  di  seluruh  dunia. Diperkirakan  setiap  orang  menghabiskan 170  kantong  plastic  setiap  tahunnya  (coba  kalikan  dengan  jumlah  penduduk  kotamu!)  Lebih  dari 17  milyar  kantong  plastik  dibagikan  secara  gratis  oleh  supermarket  di  seluruh  dunia  setiap  tahunnya.  Kantong  plastic  mulai  marak  digunakan  sejak  masuknya  supermarket  di  kota - kota  besar.

Sejak  proses  produksi  hingga  tahap  pembuangan,  sampah  plastic  mengemisikan  gas  rumah kaca  ke  atmosfer.  Kegiatan  produksi  plastic  membutuhkan  sekitar  12  juta  barel  minyak  dan  14  juta  pohon  setiap  tahunnya.  Proses  produksinya  sangat  tidak  hemat  energi.  Pada tahap  pembuangan  di  lahan  penimbunan  sampah  (TPA),  sampah  plastik  mengeluarkan  gas rumah  kaca.

Usaha  Pengendalian  Sampah

Untuk  menangani  permasalahan  sampah  secara  menyeluruh  perlu  dilakukan  alternatif pengolahan  yang  benar.  Teknologi  landfill  yang  diharapkan  dapat  menyelesaikan  masalah lingkungan  akibat  sampah,  justru  memberikan  permasalahan  lingkungan  yang  baru. Kerusakan  tanah,  air  tanah,  dan air  permukaan  sekitar  akibat  air  lindi,  sudah  mencapai  tahap  yang membahayakan  kesehatan  masyarakat,  khususnya  dari  segi  sanitasi  lingkungan.

Gambaran  yang  paling  mendasar  dari  penerapan  teknologi  lahan  urug  saniter  (sanitary landfill)  adalah  kebutuhan  lahan  dalam  jumlah  yang  cukup  luas  untuk  tiap  satuan  volume sampah  yang  akan  diolah.  Teknologi  ini  memang  direncanakan  untuk  suatu  kota  yang memiliki  lahan  dalam  jumlah  yang  luas  dan  murah.

Pada  kenyataannya  lahan  di  berbagai  kota  besar  di  Indonesia  dapat  dikatakan  sangat  terbatas  dan  dengan  harga  yang  tinggi pula.  Dalam  hal  ini,  penerapan  lahan  urug  saniter  sangatlah  tidak  sesuai.

Berdasarkan  pertimbangan  di  atas,  dapat  diperkirakan  bahwa  teknologi  yang  paling  tepat untuk  pemecahan  masalah  di  atas,  adalah  teknologi  pemusnahan  sampah  yang  hemat  dalam  penggunaan  lahan.  Konsep  utama  dalam  pemusnahan  sampah  selaku  buangan  padat adalah  reduksi  volume  secara  maksimum.  Salah  satu  teknologi  yang  dapat  menjawab  tantangan  tersebut  adalah  teknologi  pembakaran  yang  terkontrol  atau  insinerasi,  dengan menggunakan  insinerator.  Teknologi  insinerasi  membutuhkan  luas  lahan  yang  lebih  hemat,  dan  disertai  dengan  reduksi  volume  residu  yang  tersisa  ( fly  ash  dan  bottom  ash ) dibandingkan  dengan  volume  sampah  semula.  Ternyata  pelaksanaan  teknologi  ini  justru lebih  banyak  memberikan  dampak  negative  terhadap  lingkungan  berupa  pencemaran  udara. Produk  pembakaran  yang  terbentuk  berupa  gas  buang  COx,  NOx,  SOx,  partikulat,  dioksin,  furan,  dan  logam  berat  yang  dilepaskan  ke  atmosfer  harus  dipertimbangkan. Selain  itu  proses  insinerator  menghasilakan  Dioxin  yang dapat  menimbulkan  gangguan kesehatan,  misalnya  kanker,  system kekebalan,  reproduksi,  dan  masalah  pertumbuhan.

Global  Anti - Incenatot  Alliance  (GAIA)  juga  menyebutkan  bahwa  incinerator  juga merupakan  sumber  utama  pencemaran  Merkuri.  Merkuri  merupakan  racun  saraf  yang  sangat  kuat,  yang  mengganggu  sistem  motorik,  sistem  panca  indera  dan  kerja  sistem kesadaran.

Belajar  dari  kegagalan  program  pengolahan  sampah  di  atas,  maka  paradigma penanganan sampah  sebagai  suatu  produk  yang  tidak  lagi  bermanfaat  dan  cenderung  untuk  dibuang  begitu  saja  harus  diubah.  Produksi  Bersih  (Clean  Production)  merupakan  salah  satu pendekatan  untuk  merancang  ulang  industri  yang  bertujuan  untuk  mencari  cara - cara pengurangan  produk - produk  samping  yang  berbahaya,  mengurangi  polusi  secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologis.

Prinsip - prinsip  Produksi  Bersih 

Prinsip - prinsip  yang  juga  bisa  diterapkan  dalam  keseharian,  misalnya,  dengan  menerapkan  Prinsip  4R,  yaitu:

# Reduce  (Mengurangi);  sebisa  mungkin  lakukan  minimalisasi  barang  atau  material yang  kita  pergunakan.  Semakin  banyak  kita  menggunakan  material,  semakin  banyak  sampah  yang  dihasilkan.

# Re-use  (Memakai  kembali);  sebisa  mungkin  pilihlah  barang - barang  yang  bisa dipakai  kembali.  Hindari  pemakaian  barang - barang  yang  disposable  (sekali  pakai,  buang).  Hal  ini dapat  memperpanjang  waktu  pemakaian  barang  sebelum  ia  menjadi  sampah.

(Mendaur  ulang);  sebisa  mungkin,  barang - barang  yang  sudah  tidak berguna  lagi,  bisa  didaur  ulang.  

Tidak  semua  barang  bisa  didaur  ulang,  namun  saat  ini  sudah  banyak  industri  non - formal  dan  industri  rumah  tangga  yang  memanfaatkan  sampah menjadi  barang  lain.  Teknologi  daur  ulang,  khususnya  bagi  sampah  plastik,  sampah  kaca,  dan  sampah  logam,  merupakan  suatu  jawaban  atas  upaya  memaksimalkan  material  setelah menjadi  sampah,  untuk  dikembalikan  lagi  dalam  siklus  daur  ulang  material  tersebut.

# Replace  ( Mengganti);  teliti  barang  yang  kita  pakai  sehari - hari.  Gantilah  barang barang  yang  hanya  bisa  dipakai  sekali  dengan  barang  yang  lebih  tahan  lama.  Juga  telitilah   agar  kita  hanya  memakai  barang – barang  yang  lebih  ramah  lingkungan,  Misalnya,  ganti  kantong  keresek  kita  dengan  keranjang  bila  berbelanja,  dan  jangan pergunakan  Styrofoam  karena  kedua  bahan  ini  tidak  bisa  didegradasi  secara  alami.

Selain  itu,  untuk  menunjang  pembangunan  yang  berkelanjutan  ( sustainable  development ), saat  ini  mulai  dikembangkan  penggunaan  pupuk  organic  yang  diharapkan  dapat  mengurangi  penggunaan  pupuk  kimia  yang  harganya  kian  melambung.  Penggunaan  kompos  telah  terbukti  mampu  mempertahankan  kualitas  unsure  hara  tanah,  meningkatkan waktu  retensi  air  dalam tanah,  serta  mampu  memelihara  mikroorganisme  alami  tanah  yang  ikut  berperan  dalam  proses  adsorpsi  humus  oleh  tanaman.

Penggunaan  kompos  sebagai  produk  pengolahan  sampah  organik  juga  harus  diikuti  dengan kebijakan  dan  strategi  yang  mendukung.  Pemberian  insentif  bagi  para  petani  yang  hendak mengaplikasikan  pertanian  organic  dengan  menggunakan  pupuk  kompos,  akan  mendorong petani  lainnya  untuk  menjalankan  system  pertanian  organik.  Kelangkaan  dan  makin membubungnya  harga  pupuk  kimia  saat  ini,  seharusnya  dapat  dimanfaatkan  oleh  pemerintah  untuk  mengembangkan  system  pertanian  organik.

Peran  Pemerintah  dalam  Menangani  Sampah

Dari  perkembangan  kehidupan  masyarakat  dapat  disimpulkan  bahwa  penanganan masalah sampah  tidak  dapat  semata - mata  ditangani  oleh  Pemerintah  Daerah  (Pemerintah Kabupaten/Kota).  Pada  tingkat  perkembangan  kehidupan  masyarakat  dewasa  ini memerlukan  pergeseran  ke  pendekatan  sumber  dan  perubahan  paradigma  yang  pada gilirannya  memerlukan  adanya  campur  tangan  dari  Pemerintah. Pengelolaan  sampah  meliputi  kegiatan  pengurangan,  pemilahan,  pengumpulan,  pemanfaatan,  pengangkutan,  pengolahan.  Berangkat  dari  pengertian pengelolaan  sampah dapat  disimpulkan  adanya  dua  aspek,  yaitu  penetapan  kebijakan  (beleid,  policy)  pengelolaan  sampah,  dan  pelaksanaan  pengelolaan  sampah.Kebijakan  pengelolaan  sampah  harus  dilakukan  oleh  Pemerintah  Pusat  karena  mempunyai cakupan  nasional.  Kebijakan  pengelolaan  sampah  ini  meliputi :

Penetapan  instrumen  kebijakan:                                                                                            instrumen  regulasi:  penetapan  aturan  kebijakan (beleidregels),  undang - undang  dan  hukum yang  jelas  tentang  sampah  dan  perusakan  lingkungan  instrumen  ekonomik:  penetapan  instrumen  ekonomi  untuk  mengurangi  beban  penanganan  akhir  sampah  (system  insentif dan  disinsentif)  dan pemberlakuan  pajak  bagi  perusahaan  yang  menghasilkan  sampah,  serta  melakukan  uji dampak  lingkungan.

Mendorong  pengembangan  upaya  mengurangi  (reduce),  memakai  kembali  (re - use),  dan  mendaur – ulang (recycling)  sampah,  dan  mengganti  (replace), Pengembangan  produk  dan kemasan  ramah lingkungan,  Pengembangan  teknologi,  standar dan  prosedur  penanganan  sampah: Penetapan  kriteria  dan  standar  minimal penentuan   lokasi penanganan akhir  sampah,  penetapan  lokasi  pengolahan  akhir  sampah,  luas  minimal  lahan  untuk  lokasi  pengolahan  akhir  sampah,  penetapan  lahan  penyangga.

Kompos,  Alternatif  Problem  Sampah

Sampah  terdiri  dari  dua  bagian,  yaitu  bagian  organic  dan  anorganik.  Rata - rata  persentase bahan  organik  sampah  mencapai  ±80%,  sehingga  pengomposan  merupakan  alternatif penanganan  yang   sesuai.  Pengomposan  dapat  mengendalikan  bahaya  pencemaran  yang mungkin  terjadi  dan  menghasilkan  keuntungan. Teknologi  pengomposan  sampah  sangat beragam,  baik  secara  aerobic  maupun  anaerobik,  dengan  atau  tanpa  bahan  tambahan.

Pengomposan  merupakan  penguraian  dan  pemantapan  bahan – bahan  organik  secara biologis  dalam  temperature  thermophilic  (suhu  tinggi)  dengan  hasil  akhir  berupa  bahan yang  cukup  bagus  untuk  diaplikasikan  ke  tanah.  Pengomposan  dapat  dilakukan  secara  bersih  dan tanpa  menghasilkan  kegaduhan  di  dalam  maupun  di  luar  ruangan.

Teknologi  pengomposan  sampah  sangat  beragam,  baik  secara  aerobik  maupun  anaerobik, dengan  atau  tanpa  bahan  tambahan.  Bahan  tambahan  yang  biasa  digunakan  Activator  Kompos  seperti  Green  Phoskko  Organic  Decomposer  dan  SUPERFARM  (Effective  Microorganism)  atau  menggunakan  cacing  guna  mendapatkan  kompos  (vermicompost). Keunggulan  dari  proses  pengomposan  antara  lain  teknologinya  yang  sederhana,  biaya penanganan  yang  relatif  rendah,  serta  dapat  menangani  sampah  dalam  jumlah  yang  banyak  (tergantung  luasan  lahan).

Pengomposan  secara  aerobik  paling  banyak  digunakan,  karena  mudah  dan  murah  untuk dilakukan,  serta  tidak  membutuhkan  control  proses  yang  terlalu  sulit.  Dekomposisi  bahan dilakukan  oleh  mikroorganisme  di  dalam  bahan  itu  sendiri  dengan  bantuan  udara. Sedangkan  pengomposan  secara  anaerobic  memanfaatkan  mikroorganisme  yang  tidak membutuhkan  udara  dalam  mendegradasi  bahan  organik.

Hasil  akhir  dari  pengomposan  ini  merupakan  bahan  yang  sangat  dibutuhkan  untuk kepentingan  tanah - tanah  pertanian  di  Indonesia,  sebagai  upaya  ntuk  memperbaiki  sifat kimia,  fisika  dan  biologi  tanah, sehingga  produksi  tanaman  menjadi  lebih  tinggi.  Kompos yang dihasilkan  dari  pengomposan  sampah  dapat  digunakan  untuk  menguatkan  struktur lahan  kritis,  menggemburkan  kembali  tanah  pertanian,  menggemburkan  kembali  tanah pertamanan,  sebagai  bahan  penutup  sampah  di  TPA,  eklamasi  pantai  pasca  penambangan, dan  sebagai  media tanaman,  serta  mengurangi  penggunaan  pupuk  kimia. Bahan  baku  pengomposan  adalah  semua  material  organik  yang  mengandung  karbon  dan nitrogen,  seperti  kotoran  hewan,  sampah  hijauan,  sampah  kota,  lumpur  cair  dan  limbah industri  pertanian.

METEDOLOGI  PENELITIAN

Sampah  merupakan  material  sisa  yang  tidak  diinginkan  setelah  berakhirnya  suatu  proses. Sampah  merupakan  konsep  buatan  manusia,  dalam  proses - proses  alam  tidak  ada  sampah,  yang  ada  hanya  produk - produk  yang  tak  bergerak.

Sampah  dapat  berada  pada  setiap  fase  materi:  padat,  cair,  atau  gas.  Ketika  dilepaskan dalam  dua  fase  yang  disebutkan  terakhir,  terutama  gas,  sampah  dapat  dikatakan  sebagai  emisi.  Emisi biasa  dikaitkan  dengan  polusi.

Dalam  kehidupan  manusia,  sampah  dalam  jumlah  besar  datang  dari  aktivitas  industri (dikenal  juga  dengan  sebutan  limbah),  misalnya  pertambangan,  manufaktur,  dan  konsumsi. Hampir  semua  produk  industry  akan  menjadi  sampah  pada  suatu  waktu,  dengan  jumlah sampah  yang  kira - kira  mirip  dengan jumlah  konsumsi.  Upaya  yang  dilakukan  pemerintah  dalam  usaha  mengatasi  masalah  sampah  yang  saat  ini  mendapatkan  tanggapan  pro  dan kontra  dari  masyarakat  adalah  pemberian  pajak  lingkungan  yang  dikenakan  pada  setiap  produk  industry  yang  akhirnya  akan  menjadi  sampah.  Industri  yang  menghasilkan  produk dengan  kemasan,  tentu  akan  memberikan  sampah  berupa  kemasan  setelah  dikonsumsi  oleh konsumen.  Industri  diwajibkan  membayar  biaya  pengolahan  sampah  untuk  setiap  produk yang  dihasilkan,  untuk  penanganan  sampah  dari  produk  tersebut.  Dana  yang  terhimpun  harus  dibayarkan  pada  pemerintah  selaku  pengelola  IPS  untuk  mengolah  sampah  kemasan yang  dihasilkan.  Pajak  lingkungan  ini  dikenal  sebagai  Polluters  Pay  Principle.  Solusi  yang diterapkan  dalam  hal  sistem penanganan  sampah  sangat  memerlukan  dukungan  dan komitmen  pemerintah.  Tanpa  kedua  hal  tersebut,  sistem  penanganan  sampah  tidak  akan  lagi  berkesinambungan.

Tetapi  dalam  pelaksanaannya  banyak  terdapat  benturan,  di  satu  sisi,  pemerintah  memiliki keterbatasan  pembiayaan  dalam  sistem  penanganan  sampah.  Namun  di  sisi  lain,  masyarakat  akan  membayar biaya  sosial  yang  tinggi  akibat  rendahnya  kinerja  sistem penanganan  sampah.  Sebagai  contoh,  akibat  tidak  tertanganinya  sampah  selama  beberapa  hari   di  Kota  Bandung,  tentu  dapat  dihitung  berapa  besar  biaya  pengelolaan  lingkungan yang  harus  dikeluarkan  akibat  pencemaran  udara  ( akibat  bau )  dan  air  lindi,  berapa  besar  biaya  pengobatan  masyarakat  karena  penyakit  bawaan  sampah  ( municipal  solid  waste borne  disease ),  hingga  menurunnya  tingkat  produktifitas  masyarakat  akibat  gangguan  bau sampah.                                                      

Kesimpulan

Berdasarkan  hasil  penelitian  tentang  sampah  yang  ada  di  Indonesia  serta  seluk beluknya  dapat  disimpulkan  sebagai  berikut :

  1. Sampah  adalah  suatu  bahan  yang  terbuang  atau  dibuang  dari  sumber  hasil  aktivitas manusia  maupun  proses  alam  yang  belum  memiliki  nilai  ekonomis.
  2. Pembakaran  plastik  menghasilkan  salah  satu  bahan  paling  berbahaya  di  dunia,  yaitu  Dioksin.  Selain  dioksin,  abu  hasil  pembakaran  juga  berisi  berbagai  logam berat  yang  terkandung  di  dalam  plastik.
  3. Sebagian  zat  anorganik  secara  keseluruhan  tidak  dapat  diuraikan  oleh  alam,  sedang sebagian  lainnya  hanya  dapat  diuraikan  dalam  waktu  yang  sangat  lama.
  4. Penyakit  diare,  kolera,  tifus  menyebar  dengan  cepat  karena  virus  yang  berasal  dari sampah  dengan  pengelolaan  tidak  tepat  dapat  bercampur  air minum.
  5. Cairan  rembesan  sampah  yang  masuk  ke  dalam  drainase  atau  sungai  akan mencemari  air.  Berbagai organisme  termasuk  ikan  dapat  mati  sehingga  beberapa spesies  akan  lenyap,  hal  ini  mengakibatkan  berubahnya  ekosistem  perairan  biologis.
  6. Pembuangan  sampah  padat  ke  badan  air  dapat  menyebabkan  banjir  dan  akan  memberikan  dampak  bagi  fasilitas  pelayanan  umum   seperti  jalan,  jembatan,  drainase,  dan  lain - lain.
  7. Dibutuhkan  waktu  1000  tahun  agar  plastic  dapat  terurai  oleh  tanah  secara terdekomposisi atau  terurai  dengan  sempurna.
  8. Setiap  tahun,  sekitar  500  milyar  –  1  triliyun  kantong  plastic  digunakan  di  seluruh  dunia. Diperkirakan  setiap  orang  menghabiskan  170  kantong  plastic  setiap  tahunnya
  9. Produksi  Bersih  (Clean  Production)  merupakan  salah  satu pendekatan  untuk  merancang  ulang  industri yang  bertujuan  untuk  mencari  cara - cara pengurangan  produk - produk  samping  yang  berbahaya, mengurangi  polusi  secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologis.
  10. Pengomposan  merupakan  penguraian  dan  pemantapan  bahan – bahan  organik  secara biologis  dalam temperature  thermophilic  (suhu  tinggi)  dengan  hasil  akhir  berupa  bahan yang  cukup  bagus  untuk diaplikasikan  ke  tanah.  Pengomposan  dapat  dilakukan  secara  bersih  dan  tanpa  menghasilkan kegaduhan  di  dalam  maupun  di  luar  ruangan.

Saran

  1. Cara  pengendalian  sampah  yang  paling  sederhana  adalah  dengan  menumbuhkan  kesadaran  dari  dalam  diri  untuk  tidak  merusak  lingkungan  dengan  sampah.  Selain  itu  diperlukan  juga  control  sosial  budaya  masyarakat  untuk  lebih  menghargai  lingkungan,  walaupun  kadang  harus  dihadapkan  pada  mitos  tertentu.  Peraturan  yang  tegas  dari  pemerintah  juga  sangat  diharapkan  karena  jika  tidak  maka  para  perusak  lingkungan  akan  terus  merusak  sumber  daya.
  2. Keberadaan  Undang  -  Undang  persampahan  dirasa  sangat  perlukan.  Undang  -  Undang  ini  akan  mengatur  hak,  kewajiban,  wewenang,  fungsi  dan  sanksi  masing  -  masing  pihak.  UU  juga  akan  mengatur  soal  kelembagaan  yang  terlibat  dalam  penanganan  sampah.  Menurut  dia,  tidak  mungkin  konsep  pengelolaan  sampah  berjalan  baik  di  lapangan  jika  secara infrastruktur  tidak  didukung  oleh  departemen  -  departemen  yang  ada  dalam  pemerintahan.
  3. Demikian  pula  pengembangan  sumber  daya  manusia  (SDM).  Mengubah  budaya  masyarakat  soal  sampah  bukan  hal  gampang.  Tanpa  ada  transformasi  pengetahuan,  pemahaman,  kampanye  yang  kencang.  Ini  tak  bisa  dilakukan  oleh  pejabat  setingkat
  4. Kepala  Dinas  seperti  terjadi  sekarang.  Itu  harus  melibatkan  dinas  pendidikan  dan  kebudayaan,  departemen  agama,  dan  mungkin  Depkominfo.
  5. Di  beberapa  negara,  seperti  Filipina,  Kanada,  Amerika  Serikat,  dan  Singapura  yang  mengalami persoalan  serupa  dengan  Indonesia,  sedikitnya  14  departemen  dilibatkan  di  bawah  koordinasi  langsung  presiden  atau  perdana  menteri.

Readmore → Jenis-jenis Sampah Yang Berdampak Terhadap Manusia dan Lingkungan serta Sosial Ekonomi

Kerajinan Limbah Jerami, Bahan Pembuatan Produk Kerajinan dari Limbah Jerami

Kerajinan Limbah Jerami


Batang padi matang yang sudah di panen biasa di sebut dengan jerami, yang termasuk dalam golongan limbah pertanian organik. Selama ini jerami biasa digunakan untuk media tanam jamur merang dan pakan ternak sapi, kerbau. Meskipun demikian, jerami yang ada kuantitinya masih banyak dan harus di bakar. Jerami kering ini bisa juga di manfaatkan sebagai bahan bakar untuk membakar batu bata atau genteng yang di produksi di area persawahan. Buat para pedagang telur dan buah, jerami juga dapat dimanfaatkan sebagai alas, supaya barang dagangan mereka tidak mudah rusak akibat goncangan saat di bawa dengan kendaraan. Tidak ada manfaat lain yang dapat dihasilkan dari seputar kebutuhan tersebut. Tentunya jika masa tanam pada tiba jerami ini masih saja menjadi limbah  yang mengganggu para petani. Biasanya petani hanya menumpuknya dipinggir pematang sawah dan di biarkan busuk, untuk dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman jenis lainnya.

Limbah padi ternyata dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar kerajinan yang cukup unik dan tentunya artistik. Produk kerajinan dari jerami ini masih termasuk langka, sehingga sangat berpotensi untuk bisa di kembangkan. Bagi masyarakat yang tinggal di dekat persawahan atau pasar tentunya tidak menemui kesulitan dalam mendapatkan limbah jerami dan tidak perlu mengeluarkan biaya.

Pemanfaatan limbah jerami menjadi produk kerajinan memiliki nilai lebih di bidang ekonomi. Sekarang ini sudah banyak orang yang menyenangi produk kerajinan yang berasal dari bahan jerami, karena selain produk yang menarik juga ramah lingkungan. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa peluang usaha dari limbah jerami dapat menguntungkan.

Bagian-bagian jerami mempunyai keunikan masing-masing setiap bagian dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar kerajinan. Setelah batang padi dirontokkan untuk memisahkan padi dan jerami, maka kita dapat memilahnya menjadi batang padi, ranting jerami, selongsong jerami, dan gabah-gabah kosong.

Pada prinsipnya pengolahan jerami mirip dengan pengolahan limbah jenis daun-daunan atau kulit buah, karena jerami pun memiliki kandungan air. Pengolahan yang paling sederhana dilakukan dengan cara menjemurnya di bawah sinar matahari langsung. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan jerami yaitu memisahkan semua bagian yang berpotensi untuk dijadikan produk kerajinan yang cocok. Seperti, batang padi sangat cocok dipakai pada bagian pembentuk wadah pensil atau frame foto. Ranting jerami yang lebih halus di manfaatkan untuk membuat bunga-bunga.

Jerami dapat juga di beri waran dengan menggunakan pewarna tekstil. Proses pewarnaan pun sama dengan mewarnai kulit jagung, yaitu dengan dimasak dengan cairan yang sudah diberi zat warna makanan dengan komposisi yang diinginkan. Setelah direnndam beberapa saat, lalu jerami dijemur di bawah sinar matahari langsung hingga betul-betul kering.

Bahan Pembuatan Produk Kerajinan dari Limbah Jerami 

Bahan pembuatan kerajinan limbah jerami yang utama adalah jerami dengan seluruh bagian-bagiannya. Pemilahan bagian jerami disesuaikan dengan produk kerajinan yang akan dibuat. Selain itu digunakan pula lem dan semprotan clear.


Readmore → Kerajinan Limbah Jerami, Bahan Pembuatan Produk Kerajinan dari Limbah Jerami

Proses Produksi Kerajinan Bahan Limbah Lunak, Kerajinan Limbah Kertas, Bahan dan Alat Pembuatan Kerajinan Limbah Kertas, Kerajinan Limbah Kulit Jagung

Proses Produksi Kerajinan Bahan Limbah Lunak


Produk kerajinan dari bahan limbah lunak yang dimaksudkan adalah limbah lunak organik dan anorganik. Kedua kategori limbah ini cukup banyak di temui pada lingkungan sekitar kita. Sudah banyak orang yang memanfaatkan limbah organik ini untuk produk kerajinan. Cara dan Teknik pembuatannya pun bermacam-macam. Temuan-temuan desain produk kerajinan dari limbah organik selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan karena semakin banyaknya orang yang memberi perhatian terhadap penggunaan limbah sebagai bahan dasar produk kerajinan.

Pembuatan produk kerajinan pada setiap daerah tentunya ada beda antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya. Masing-masing daerah mempunyai ciri khas kerajinan yang menjadi unggulan daerahnya. Hal tersebut di sebabkan karena sumber daya limbah lunak organik dari masing-masing daerah yang berbeda pula. Maka dari itu hasil limbah lunak organik yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk produk kerajinan dapat diklasifikasikan menurut wilayah sebagai berikut :

  1. Daerah pesisir pantai atau laut. Limbah lunak organik yang banyak dihasilkan seperti sabut kelapa dan daun kelapa.
  2. Daerah pegunungan. Limbah lunak organik yang banyak ditemukan pada daerah pegunungan adalah kulit jagung, kulit bawang, kulit kacang, kulit biji-bijian, kulit buah-buahan yang memiliki tekstur seperti salak, dan kulit pete cina.
  3. Daerah Pertanian. Pada daerah ini banyak di jumpai limbah organik seperti jerami padi, kulit jagung, batang daun singkong, kulit bawang, dan pelepah pisang.
  4. Daerah perkotaan. Di daerah perkotaan banyak ditemukan limbah organik seperti kertas, kardus, kulit telur, kayu, serbuk gergaji, dan serutan kayu.


Umumnya limbah lunak organik banyak di hasilkan dari daerah perkotaan. Akan tetapi daerah lain juga banyak menghasilkan limbah lunak organik. Hal ini tergantung dari kebutuhan dan gaya hidup masyarakat sehari-hari di dalam melakukan Tindakan konsumtif. Sebagian besar limbah lunak organik dihasilkan dari kegiatan hidup manusia.

Untuk proses pengolahan bahan limbah lunak secara umum sederhana. Pengolahan bisa dilakukan baik cara manual ataupun dengan menggunakan teknologi mesin.

Prosesnya mencakup :
  1. Pemilihanan bahan limbah lunak. Sebelum melakukan daur ulang, bahan limbah organik terlebih dahulu diseleksi untuk menentukan bahan yang masih bisa dipergunakan dan bahan yang tidak bisa dipakai atau dibuang. Pemilahan bahan dapat dikerjakan secara manual dan tentunya disesuaikan dengan tujuan penggunaan bahan yang sudah dirancang.
  2. Pembersihan limbah lunak. Limbah lunak yang sudah dipilih perlu dibersihkan terlebih dahulu dari sisa-sisa bahan yang telah di gunakan sebelumnya. Seperti kulit jagung. Kulit jagung perlu dipisahkan dari tongkol dan rambutnya. Seterusnya apakah tongkol dan rambutnya juga akan di daur ulang atau tidak, hal tersebut tergantung pada perancangan produk oleh si perajin.
  3. Pengeringan. Bahan lunak yang sifatnya basah harus diolah dengan cara dikeringkan dengan menggunakan sinar matahari langsung. Hal ini bertujuan supaya kadar air dapat hilang dan bahan limbah dapat di olah dengan sempurna.
  4. Pewarnaan bahan limbah lunak. Dalam hal pewarnaan bahan limbah lunak yang sudah kering tergantung pada selera perajin. Jika pada desain diperlukan bahan limbah yang diberi warna makan bahan limbah perlu diwarnai terlebih dahulu sebelum dilakukan proses menjadi produk kerajinan. Pada proses pewarnaan secara umum dilakukan pada bahan limbah organik basah dengan mencelupkan atau di rebus Bersama zat pewarna tekstil supaya menyerap. Namun ada juga dengan cara divernis atau dipolitur, atau bisa juga dengan cara di cat menggunakan cat akrilik / cat minyak.
  5. Pengeringan setelah pewarnaan. Bahan lunah yang sudah dikasih warna perlu dikeringkan Kembali dengan sinar matahari langsung supaya pada bahan baku dapat kering dengan sempurna dan tidak mudah luntur.
  6. Penghalusan bahan supaya bisa dipakai. Bahan limbah lunak yang sudah kering bisa difinishing agar memudahkan dalam proses pembuatan karya produk kerajinan. Proses finishing ini juga ada beberapa cara seperti disetrika jika limbah kulit supaya tidak kusut, dapat pula digerinda, atau diamplas.


Sebelum membuat produk kerajinan perlu terlebih dahulu memahami bagaimana membuat karya produk kerajinan yang berkualitas. Untuk itu dalam proses penciptaannya perlu mengacu pada berbagai persyaratan. Oleh sebab itu, syarat-syarat perancangan benda kerajinan adalah sebagai berikut :
  1. Kegunaan (Utility). Benda kerajinan yang dibuat harus memiliki nilai praktis, yaitu dapat dipakai sesuai dengan fungsi serta kebutuhan. Misalnya mangkuk untuk wadah sayur.
  2. Kenyamanan (Confortable). Benda kerajinan sebisa mungkin menyenangkan jika di lihat dan memberikan kenyamanan bagi si pengguna. Seperti cangkir didesain dengan memiliki pegangan.
  3. Keluwesan (Flexibility). Benda kerajinan perlu memiliki keserasian antara bentuk dan wujud benda dengan nilai gunanya. Seperti sepatu sesuai dengan anatomi dan ukuran kaki.
  4. Keamanan (Safety) Benda kerajinan yang dihasilkan tidak boleh membahayakan bagi si pengguna. Seperti gelas dari batok kelapa harus mempertimbangkan komposisi zat pelapis atau pewarna yang digunakan supaya tidak berbahaya pada saat dipakai sebagai wadah minuman.
  5. Keindahan (Aestetic). Hal yang tak kalah pentingnya adalah keindahan. Sebuah benda yang indah mempunyai daya Tarik yang lebih dibandingkan dengan benda biasa-biasa saja. Keindahan sebuah benda dapat dilihat dari segi bentuk, hiasan atau ornamen, dan bahan baku yang di gunakan.


Sebuah karya yang baik bisa dihasilkan melalui proses perancangan yang baik pula. Oleh karena itu dalam proses perancangan karya kerajinan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Kerajinan Limbah Lunak Organik


Dari bahan limbah organik lunak bisa dihasilkan berbagai macam produk kerajinan yang tentunya mempunyai nilai jual tinggi. Terlebih lagi apabila menggunakan desain dengan inovasi yang mengikuti perkembangan zaman dan selera konsumen. Dengan demikian maka produk tersebut akan banyak peminatnya. Agar produk kerajinan bertambah nilai jualnya maka perlu pengemasan yang baik dan menarik. 
Contoh beberapa produk kerajinan dari limbah lunak organik yang bisa anda contoh dalam pembuatannya.

Kerajinan Limbah Kertas 


Keratas merupakan bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Dalam Bahasa Inggris kertas di sebut dengan paper dan dalam Bahasa Belanda disebut dengan papier. Kertas adalah barang baru ciptaan manusia yang berasal dari bahan alam yaitu kayu.  Kertas berbentuk lembaran-lembaran tipis yang bisa disobek, digulung, dilipat, direkat, dan dicoret. Kertas mempunyai sifat lain dari bahan bakunya yaitu tumbuh-tumbuhan. Kertas dibuat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yang sangat beragam. 

Kertas dikenal sebagai media utama dalam hal menulis, mencetak, serta melukis dan banyak kegunaan lain yang bisa dilakukan dengan kertas seperti kertas pembersih (tisu) yang dipakai untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet. Adnaya kertas merupakan revolusi baru dalam berbagai media tulis-menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban berbagai media tulis, seperti dunia. Sebelum kertas ditemukan, suku-suku bangan dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa kita jumpai pada peradaban bangsa Sumeria. Selain itu, berbagai macam prasasti ditulis pada batu, kayu, bamboo, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti ditemukan pada naskah – naskah nusantara beberapa abad lalu. 

Selama berabad-abad, kertas menjadi salah satu benda yang tak terpisahkan dari pencatatan sejarah dunia. Sebelum kertas ditemukan, orang kuno menggunakan beragam material untuk mencatat sesuatu sejarah atau kejadian. Orang Mesir Kuno menuliskan catatan di batang pohon, di piringan tanah oleh orang Mesopotamia, serta di kulit domba oleh orang Eropa. 
Terinspirasi dari proses penggulungan sutra, orang China kuno berhasil menemukan bahan seperti kertas yang disebut bo yang terbuat dari serat sutera. Namun, produksi bo sangatlah mahal karena kelangkaan bahan.

Pada awal abad ke-dua, pejabat pengadilan bernama Cai Lun berhasil menemukan kertas jenis baru yang terbuat dari kulit kayu, kain, batang gandum dan yang lainnya. Kertas jenis ini relative murah, ringan, tipis, tahan lama dan cocok untuk digunakan dengan kuas. Pada awal abad ke-tiga, proses pembuatan kertas pertama ini menyebar ke wilayah Korea dan kemudian mencapai Jepang. Kertas ini merambah negeri Arab pada masa Dinasti Tang dan mulai menyentuh Eropa pada abad ke 12. Pada abad ke 16, kertas mencapai wilayah Amerika dan secara bertahap menyebar ke seluruh dunia.

Kertas yang dipakai untuk koran, surat kabar, tabloid, majalah, buku bacaan dan sebagainya merupakan salah satu media cetak yang telah menyertai kehidupan masyarakat di seluruh dunia. Selain bermanfaat sebagai media informasi Pendidikan, iptek, politik, social, ekonomi, dan budaya, surat kabar juga dapat menyediakan peluang-peluang usaha yang dikemas dalam layanan informasi yang menarik.

Koran adalah media cetak yang setiap hari dimanfaatkan masyarakat untuk menggali informasi. Jika kita perhatikan koran yang sudah dibaca dan mendapatkan informasi, maka barang media cetak ini hanya menjadi tumpukan limbah rumah tangga atau kantor. Pada kenyataannya koran ini menumpuk dimana-mana sehingga menimbulkan masalah. Salah satu penyelesaiannya adalah hanya dibuang atau dijual kepada penadah barang rongsokan. Sebagian orang telah memanfaatkan kesempatan ini sebagai peluang pasar yang dapat diolah Kembali menjadi barang yang bermanfaat. Kertas-kertas bekas itu pun dapat di sulap fungsinya menjadi berbagai produk seni dan kerajinan. Selain itu dapat digunakan kembali, hasil dari produk kerajinan dari kertas bekas ini pun bisa menjadi peluang usaha. Kita patut bersyukur karena memperoleh manfaat dengan adanya limbah kertas ini.

Dari berbagai referensi menyatakan bahwa kertas merupakan bagian dari limbah lunak organik. Hal ini karena kertas dapat terurai dalam tanah. Sifat kertas memiliki pori-pori yang lebar sehingga mudah hancur, disamping itu mudah menyerap air dalam kurun waktu singkat. Kandaung lem yang terdapat di dalamnya tidak begitu besar sehingga tidak menghalanginya untuk proses pelapukan.

Walaupun kertas mudah hancur ketika terkena air, namun jika digunakan untuk bahan dasar produk kerajinan kertas dapat diolah sedemikian rupa supaya tidak mudah hancur, yaitu dengan menambahkan kandungan lem atau zat pelindung anti air seperti melanin/politur, atau bisa juga dengan dilapisi plastic. Hal ini bertujuan supaya produk kerajinan yang dihasilkan dari kertas dapat bertahan lama, tidak gampang rusak, dan terlihat lebih kuat sehingga unsur kelemahan yang terdapat pada kertas tidak kelihatan, sedangkan keunikan limbah kertasnya bisa di pertahankan.
Produk Kerajinan dari Kertas

Bahan dan Alat Pembuatan Kerajinan Limbah Kertas


Limbah kertas tidak perlu Penanganan khusus seperti halnya limbah jenis organik lainnya. Oleh sebab itu dalam proses pembuatannya pun tidak banyak mengalami kendala. Limbah kertas yang tersedia di lingkungan langsung dapat dimanfaatkan segera dengan berbagai teknik sederhana seperti teknik anyaman, teknik sobek, teknik lipat, teknik gulung (pilin), bubur, dan masih banyak lagi teknik lainnya yang bisa dipakai. Sifat dari limbah kertas yang mudah dibentuk sehingga dapat dicarikan berbagai alternatif teknik pengerjaannya supaya hasil karya kerajinan menjadi lebih unik dan menarik. Dalam di tuangkan dalam skema, beberapa teknik yang bisa dipakai untuk memanfaatkan limbah kertas adalah seperti gambar berikut.

Teknik

Berdasarkan beberapa hasil survei di masyarakat, produk kerajinan yang dihasilkan dari limbah kertas dapat sangat bervariasi dengan teknik yang bervariasi juga. Berbagai macam karya yang dapat dihasilkan dari limbah kertas antara lain keranjang, vas bunga, sandal, wadah serbaguna. bunga, hiasan dinding, wadah tisu, taplak, dan boneka baik bentuk manusia maupun bentuk hewan.

Bahan pembuatan Kerajinan Limbah Kertas


Bahan utama yang dipakai adalah kertas. Kertas dapat memanfaatkan ketebalannya dan juga corak warnanya. Pemilihan limbah kertas harus dicocokan dengan rencana pembuatan produk kerajinan. Bahan pendukung lainnya adalah lem putih dan cat warna.

Alat


Alat yang dibutuhkan disesuaikan dengan kerajinan yang akan diproses. Pembuatan kerajinan limbah kertas tidaklah membutuhkan alat khusus yang sulit atau alat besar. Alat yang sering digunakan adalah gunting, cutter/pisau, kuas stik sumpit, dan tusuk sate.

Proses Pembuatan Kerajinan dari Limbah Kertas


Proses pembuatan kerajinan dari kertas banyak teknik yang di pakai seperti yang telah di tuliskan sebelumnya bahwa kertas dapat dibuat kerajinan dengan berbagai teknik seperti digulung, dianyam, dibubur, dirobek, diremas, dan dilipat. Berikut sajian proses pembuatan kerajinan kertas dengan teknik lipat (origami) yang sangat sederhana. Anda bisa menggunakan teknik lain untuk membuat bentuk lainnya.
1. Kertas dilipat segitiga
2. Kertas dilipat segiempat
3. Lipatan ditiup
4. Kelopak dibuka
5. Gulung kertas
6. Batang diselipkan
7. Setangkai bunga tulip diberi tahun

Kerajinan Limbah Kulit Jagung


Kulit jagung yang sepintas tidak berharga bisa menjadi karya kerajinan yang artistic. Kulit jagung adalah limbah lunak organik yang banyak dijumpai di pasar tradisional. Banyak pedagang sayuran membuang kulit jagung di tempat sampah. Dengan memanfaatkan limbah kulit jagung, sampah lunak yang mencemari lingkungan ini dapat di kurangi.

Kulit jagung merupakan limbah lunak atau organik basah, maka kulit jagung memiliki kandungan air yang tinggi. Cara pengolahannya dengan menggunakan proses yang sederhana dan relatif mudah yaitu dengan panas matahari hingga kering. Setelah kering kulit jagung bisa diwarnai, lalu dikeringkan Kembali, dan disetrika supaya lembarannya dapat terlihat halus dan rata agar mudah di bentuk. Dalam membentuk kulit jagung menjadi karya memang perlu ketekunan, sehingga akan dapat dihasilkan karya kerajinan yang bagus dan menarik. Beberapa bahan dan alat yang digunakan diantaranya adalah kulit jagung, pewarna makanan, seterika, gunting, lem, dan bahan pendukung lainnya.


Bahan utama pembuatan kerajinan dari kulit jagung tentunya adalah Kulit Jagung. Kulit jagung ini bisa di dapatkan pada pasar tradisional. Jika ingin diwarnai kulit jagung dapat diberi warna dengan pewarna bubuk atau cair. Sebagai aksesoris, kulit jagung dipadukan dengan bunga pinus atau bunga kering lainnya.

Alat Pembuatan kerajinan dari limbah kulit jagung

Alat pembuatan kerajinan limbah jagung cukup sederhana, dan mudah didapatkan di rumah. Alat yang digunakan antara lain : gunting, lem tembak, seterika, dan elemen pemanas. Untuk memperoleh alat tersebut bisa di beli di toko listrik.

Produk Kerajinan Limbah Kulit Jagung


Kulit jagung dapat dibuat menjadi berbagai karya seperti bunga, boneka, hiasan pensil, penghias wadah, bingkai foto, sandal, anyaman untuk keranjang atau tas, dan bentuk kerajinan lainnya. Semakin banyak orang mencoba membuat karya dari kulit jagung ini maka semakin beragam karya unik dan artistik yang dihasilkan.
Produk Kerajinan Limbah Kulit Jagung

Proses Pembuatan Kerajinan Limbah Kulit Jagung


Proses pembuatan kerajinan dari kulit jagung banyak pula tekniknya. Untuk pembuatan kerajinan pensil hias maka yang perlu dilakukan tekniknya sangat sederhana hanya digunting dan dilipat, tidak perlu pemanas solder. Jika membuat bunga, agar kelopak menjadi seperti terlihat alami, di gunakan solder khusus.

Demikian telah di jelaskan secara lengkap tentang produksi bahan limbah lunak dengan menggunakan bahan kertas dan bahan limbah kulit jagung. Selanjutnya simak uraian tentang Kerajinan Limbah Jerami.

Readmore → Proses Produksi Kerajinan Bahan Limbah Lunak, Kerajinan Limbah Kertas, Bahan dan Alat Pembuatan Kerajinan Limbah Kertas, Kerajinan Limbah Kulit Jagung

Prinsip Kerajinan Bahan Limbah Lunak, Mengolah Kerajinan dari Limbah Bahan Limbah Organik, Jenis dan Karakteristik Bahan Limbah Lunak

Prinsip Kerajinan Bahan Limbah Lunak


Kekayaan alam dan budaya Indonesia merupakan modal munculnya keberagaman produk kerajinan Indonesia. Kerajinan Indonesia yang unik dan memiliki ciri khas daerah stempat menjadi acuan yang dapat menjadi penyemangat dalam mengolah kerajinan dari limbah dari bahan limbah organik.  Semenjak dahulu rakyat Indonesia telah menggunakan produk kerajinan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dari mulai kebutuhan fisik hingga kebutuhan nonfisik. Sekarang kerajinan berfungsi juga sebagai hiasan baik interior maupun eksterior. Berdasarkan pengetahuan terhadap limbah dan juga pengamatan kebutuhan masyarakat maka kerajinan dari limbah dan juga pengamatan kebutuhan masyarakat maka kerajinan dari bahan dasar limbah dapat dibuat dengan berbagai bentuk dan fungsinya.

Setiap makhluk hidup di bumi dalam proses kehidupannya merupakan penyumbang terbesar dari sampah atau limbah. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari hasil aktivitas manusia sehari-hari maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Sampah merupakan limbah padat, dengan sampah dan tempatnya yang tidak teratur di suatu tempat dapat berubah pemandangan menjadi tidak indah, menghasilkan bau tidak sedap dan tentunya dampaknya akan merusak lingkungan. Sampah hanya dapat diolah dengan cara dibuang lalu dibakar atau ditimbun dalam tanah sebagai bahan urukan permukaan tanah, juga ada yang dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman.

Limbah sendiri dari tempat asalnya bisa beraneka ragam, ada limbah dari rumah tangga, limbah dari pabrik-pabrik dan ada juga limbah dari suatu kegiatan tertentu. Dalam dunia masyarakat yang semakin maju dan modern, peningkatan akan jumlah limbah semakin meningkat. Jika kita telusuri bahwa dahulunya manusia hanya menggunakan jeruk nipis untuk mencuci piring, namun sekarang manusia sudah menggunakan sabun sebagai pengganti jeruk nipis sehingga peningkatan akan limbah tak bisa dielakkan lagi. Tahukah anda bahwa limbah terdiri dari beberapa kelompok ?
Limbah dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, berikut ini :

# Berdasarkan Wujudnya

Limbah dilihat dari fisiknya terdiri dari :
  • Limbah gas, merupakan jenis limbah yang berbentuk gas. Contoh limbah dalam bentuk gas antara lain : Karbon dioksida (CO2), Karbon monoksida (CO), HCL, NO2, dan SO2.
  • Limbah cair, adalah jenis limbah yang memiliki fisik berupa zat cair. Misalnya air cucian, air hujan, rembesan AC, air sabun, dan minyak goreng buangan.
  • Limbah padat, merupakan jenis limbah yang berupa padat. Contohnya kotak kemasan, bungkus jajanan, plastik, botol, kertas, kardus, dan ban bekas.
# Berdasarkan sumbernya

Berdasarkan sumbernya limbah bisa berasal dari :
  • Limbah pertanian, limbah yang ditimbulkan karena kegiatan pertanian.
  • Limbah industri, merupakan limbah yang dihasilkan oleh pembuangan kegiatan industri.
  • Limbah pertambangan, limbah yang asalnya dari kegiatan pertambangan.
  • Limbah domestik, merupakan limbah yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran, dan permukiman-permukiman penduduk yang lain.
# Berdasarkan senyawanya

Berdasarkan senyawanya limbah dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu :
  1. Limbah organik, merupakan limbah yang bisa dengan mudah diuraikan atau mudah membusuk. Limbah organik mengandung unsur karbon. Limbah organik dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya kulit buah dan sayur, kotoran manusia dan kotoran hewan.
  2. Limbah anorganik, adalah jenis limbah yang sangat sulit atau bahkan tidak bisa untuk diuraikan atau tidak bisa membusuk. Limbah anorganik tidak mengandung unsur karbon. Contoh limbah anorganik adalah plastik, beling, dan baja.
Jenis limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai kerajinan harus diidentifikasi terlebih dahulu. Setelah memahami jenis limbah kita dapat mengelompokkan jenis limbah organik dan anorganik yang dapat dimanfaatkan sebagai produk kerajinan. Limbah baik organik maupun limbah anorganik memerlukan pengelolaan secara kreatif untuk dapat menghasilkan produk kerajinan yang bernilai tinggi.

Indonesia memiliki banyak bahan dasar limbah yang dapat dijadikan karya kerajinan. Produk kerajinan dari bahan limbah Indonesia yang beragam, kreatif, inovatif, dan selalu berkembang telah dikenal di mancangara. Oleh karena itu Indonesia di kenal sebagai negara eksportir terbesar kerajinan yang dibuat oleh tangan (handmade). Tangan-tangan terampil dan pemikiran kreatif, inovatif karya anak bangsa cukup dikagumi oleh bangsa lain. Kita patut bangga akan hal tersebut. Beberapa foto karya dalam pameran yang dilakukan di beberapa tempat dapat menunjukkan betapa Indonesia kaya akan kerajinan dari limbah ini.

Berikut ini adalah beberapa produk kerajinan limbah organik dan anorganik yang telah di kenal di manca negara. Produk-produk tersebut selalu menjadi pemandangan yang indah dan menyenangkan dalam setiap kegiatan pameran kerajinan di setiap kota. 

Jenis dan Karakteristik Bahan Limbah Lunak


Limbah lunak adalah mengacu pada kata sifat lunak, yaitu limbah yang bersifat lembut, empuk, dan mudah dibentuk. Limbah lunak ini dikategorikan dalam bentuk limbah lunak organik dan limbah lunak anorganik. Jika kita pahami lebih jauh lagi bahwa limbah jenis lunak ini memiliki proses pelapukan yang tergololong lebih cepat dari pada limbah keras.


#Limbah Lunak Organik
Limbah lunak organik lebih banyak berasal dari tumbuh-tumbuhan. Semua bagian dari tumbuhan yang dapat dikategorikan limbah dapat diolah menjadi produk kerajinan. Namun, semuanya harus melalui pengolahan terlebih dahulu, agar diperoleh bahan baku yang baik.
Contohnya daun-daunan, kulit buah, kulit sayuran, batang tumbuhan atau hasil olahan tumbuhan seperti kertas. Limbah lunak organik juga dikatakan limbah basah. Penyebabnya limbah lunak ini termasuk sampah yang mempunyai kandungan air cukup tinggi, dan mudah sekali membusuk jika tidak langsung diolah saat ingin dipergunakan kembali. Limbah lunak organik yang dapat dijadikan karya kerajinan antara lain kulit jagung, kulit bawang, kulit kacang, kulit buah/bijibijian, jerami, kertas, dan pelepah pisang.
Contoh limbah-limbah organik - kulit jagung, kulit bawang, kulit kacang, kulit buah-biji-bijian, jerami, kertas, dan pelepah pisang
Pengolahan limbah organik basah dapat dilakukan dengan cara pengeringan menggunakan sinar matahari langsung hingga kadar air dalam bahan limbah organik habis. Bahan limbah lunak organik yang sudah kering merupakan bahan baku yang nantinya dapat dibuat berbagai macam produk kerajinan. Proses bahan baku menjadi bahan yang siap pakai ditentukan oleh pengrajin, sesuai tujuan si pembuat karya kerajinan.


Limbah lunak anorganik berasal dari bahan olahan dengan campuran zat kimiawi dan menghasilkan bahan yang lembut, empuk, lentur dan mudah dibentuk serta diolah dengan bahan yang sederhana. Semnetara sifat dari limbah lunak anorgnaik ini relatif sulit terurai, dan mungkin beberapa bisa terurai tetapi memerlukan waktu yang lama. Limbah lunak anorganik umumnya berasal dari kegiatan industri, pertambangan, dan domestik dari sampah rumah tangga, Contohnya plastik kemasan, kotak kemasan, kain perca, karet sintetis, dan stereofoam. Hampir semua limbah lunak anorganik dapat dimanfaatkan kembali sebagai produk kerajinan dengan menggunakan alat yang sederhana.
Contoh-Contoh limbah lunak anorganik




Pengolahan limbah lunak memerlukan pengetahuan yang memadai, agar dalam pemanfaatannya tidak menghasilkan limbah baru yang justru semakin menambah permasalahan dalam kehidupan. Paling tidak limbah hasil daur ulang ini dapat dikelola dengan efsien dan efektif agar sampah yang dihasilkan dari proses pemanfaatan ini dapat diminimalisasi. Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah.

Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 3R.

Mengurangi (Reduce)

Meminimalisir barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.

Menggunakan kembali (Reuse)

Memilih barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai, lalu buang.

Mendaur ulang (Recycle)

Barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri kecil dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain, Contohnya untuk bahan kerajinan.

Pengolahan Bahan Limbah Lunak - Mengurangi - Menggunakan kembali - Mendaur ulang
Dengan mendaur ulang limbah (recycle) menjadi karya kerajinan tangan, dapat dikatakan telah turut serta dalam mengatasi masalah lingkungan yang mengganggu kehidupan. Selain itu, dapat kegiatan ini pula dimanfaatkan sebagai wadah penyaluran hobi keterampilan, kreativitas, dan menumbuhkan jiwa wirausaha.

Readmore → Prinsip Kerajinan Bahan Limbah Lunak, Mengolah Kerajinan dari Limbah Bahan Limbah Organik, Jenis dan Karakteristik Bahan Limbah Lunak

Prakarya Kewirausahaan, Contoh Desain Kerajinan, Contoh Desain Kerajinan dari berbagai limbah

Prakarya dan Kewirausahaan


Vas bunga ini dibuat bukan semata harus memiliki modal besar karena sebagian besar usaha ini memanfaatkan limbah. 
Tujuan
  •  Untuk memenuhi syarat ujian praktek.
  •  Memberikan kreasi keindahan ruangan yang sangat elegan.
  •  Meningkatkan rasa kebersihan lingkungan dengan memanfaatkan limbah.
Prakarya dan Kewirausahaan dari Limbah




Contoh Fas Bunga dari Bahan Limbah

Alat dan Bahan yang digunakan , Stiker, Lem Tembak, Cat Warna, Benang Wol, Botol Bekas


Modal
Add caption

Menentukan Harga Jual



Contoh Desain  Kerajinan Produk Karya Kerajinan Fungsi Hias dari berbagai limbah


Kerajinan Fungsi Hias dari Bahan Limbah adalah Suatu benda hasil karya seni manusia (kerajinan) yang dibuat dari bahan limbah yang masih dapat dimanfaatkan dan lebih mengutamakan fungsi hias atau estetika dalam proses pembuatannya.

Desain produk kerajinan merupakan salah satu lingkup desain produk yang mengkhususkan diri dalam pembuatan produk kerajinan.

Contoh Pengemasan Kerajinan Fungsi Hias dari berbagai Limbah

Pengemasan tidak hanya berupa wadah namun juga perlengkapan dengan tujuan karya dapat terlihat lebih dominan, misalnya boneka dari kulit telur yang dikemas menggunakan kotak kaca atau mika, dengan demikian boneka tersebut lebih terlihat indah dan menarik dibanding dengan menggunakan kotak atau wadah. Adapun prinsip bahan dasar dari kemasan itu sendiri sangat bervariasi, sepertim plastik, kayu, serat alam, kardus, kaca, mika, dan sebagainya, semua bergantung pada cocoknya atau tidak sebuah produk pada kemasannya, penting dipahami bahwa karya yang diperuntukan untuk dijual, maka kemasan harus lebih berguna untuk melindungi karya dari kerusakan,sedangkan jika untuk dipamerkan maka kemasan sebagai penunjang karya utama daan tidak boleh mendominasi daripada karya utamanya, dilihat dari fungsinya kemasan memiliki 4 fungsi utama yaitu :
  • Menjual produk
  • Melindungi produk
  • Memudahkan penggunaan produk
  • Memperindah penampilan produk













Readmore → Prakarya Kewirausahaan, Contoh Desain Kerajinan, Contoh Desain Kerajinan dari berbagai limbah
Copyright © Kedambah. All rights reserved.